Hai Gaesss.. Ogenki desu ka? (Artinya apa kabar dalam bahasa Jepang)
Sy harap semua dalam keadaan yang baik dan bahagia yaa... Weitsss It's Monday? Don't worry, it will end in 24 Hours so enjoy it.. (sok Inggris bgt ini, salah maaf yakk)
Di pagi menjelang siang ini, ditengah-tengah KKL (Kuliah Kerja Lapangan) yang sedang sy lakukan, tiba-tiba sy mendapat ide untuk membahas satu masalah penting bagi masyarakat Indonesia yang merupakan konsumen televisi. Bukan mengenai acara apa atau di saluran yang mana yang akan sy bahas saat ini, namun mengenai televisi berlangganan seperti In**vi**on dan kawan lainnya yang sejenis dengan perusahaan yang memberi layanan berupa televisi berlangganan.
Televisi berlangganan ini tidak hanya dapat menyiarkan saluran televisi pemerintah maupun swasta nasional, namun juga dapat menangkap saluran internasional. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan televisi berlangganan ini adalah semakin luasnya informasi yang dapat diterima oleh pemirsa dari berbagai mancanegara, serta dengan adanya saluran khusus yang dapat dinikmati oleh pemirsa juga. Maksud dari saluran khusus ini adalah seperti saluran khusus olahraga yang menayangkan acara olahraga dari pagi hingga malam, atau khusus anak-anak, khusus dewasa, khusus drama, dan lainnya. Seorang ayah yang ingin menikmati saluran olahraga dapat tinggal menikmati satu saluran olahraga yang biasanya tanpa iklan (sekalipun ada biasanya sangat sebentar), ibu yang ingin menikmati acara demo memasak pun juga tinggal memindahkan saluran televisi khusus memasak, serta anak yang ingin menikmati acara kartun juga dapat langsung memindahkan saluran ke acara anak-anak. Namun..... ada satu masalah yang terlupakan dari kemudahan yang diberikan televisi berlangganan tersebut, yaitu masalah ketika anak-anak dibawah umur dengan mudahnya mengganti saluran televisi bukan ke saluran anak-anak namun ke saluran khusus dewasa.
Hal ini menjadi pengalaman dari sy sendiri, bukan sy sebagai anak-anak yg menonton acara dewasa.... melainkan sepupu sy yg usianya belum menginjak remaja sedang asyik menikmati acara yang belum waktunya mereka konsumsi. Orang tua yang bekerja dengan penghasilan yang jauh dari cukup, tetapi berlebih. Maka, dapat memasang televisi berlangganan di rumahnya, namun mereka yang bekerja tidak dapat terus memantau apa yang dilakukan anak, apa yang ditontonnya saat mereka asyik memilih acara yang menurutnya menarik bagi mereka tanpa mereka ketahui apakah mereka sudah pantas melihat acara tersebut atau tidak.
Beberapa hari yang lalu sy memergoki sepupu sy yg sedang menonton acara remaja yang penuh dengan adegan mesra bahkan dengan kata-kata yang belum waktunya didengar oleh anak-anak seumurannya. Sepertinya televisi berlangganan tidak menerapkan sensor pada acara yang akan ditayangkan oleh mereka. Memang sensor pada televisi biasa saja sangat layak untuk ditertawakan, kenapa begitu? Karena sesuatu yang diblur justru akan mengundang pertanyaan bagi anak-anak yang penasaran dan ingin mengetahui gambar apa yang ditutupi tersebut. Dijaman sy kecil (anak-anak), sensor film tidak selebay itu, namun orang tua yang selalu ada dan mendukung untuk menonton televisi akan mengarahkan anaknya saat melihat acara di televisi.
Namun, untuk televisi berlangganan, yang lebih vulgar pun dapat ditemukan oleh anak-anak tanpa susah payah. Mereka akan semakin penasaran dengan apa yang belum mereka lihat di dunia nyata dan kemudian semakin sering melihat saluran televisi tersebut tanpa diketahui oleh orang tuanya, tanpa ada yang mendampingi dan mengarahkan mereka, maka mereka akan segera mempersepsikan sendiri apa yang mereka lihat. Baik ataupun buruknya tidak akan mereka ketahui dan pedulikan.
Jadi, apakah sebenarnya televisi berlangganan baik untuk anak? atau televisi biasapun kini juga semakin mengancam generasi masa depan? Atau orang tua kini semakin lengah dalam mendidik anak mereka? Atau lembaga sensor yang telah lengah dengan keberadaan televisi berlangganan? Entahlah, yang pasti saran dari sy adalah, apapun televisi yang Anda gunakan di rumah Anda, pastikan anak-anak dibawah umur dapat menikmatinya dengan pengawasan dari orang yang lebih tua (dewasa). Sehingga mereka dapat dibimbing saat melihat apa yang kurang baik untuknya.
Namun, untuk televisi berlangganan, yang lebih vulgar pun dapat ditemukan oleh anak-anak tanpa susah payah. Mereka akan semakin penasaran dengan apa yang belum mereka lihat di dunia nyata dan kemudian semakin sering melihat saluran televisi tersebut tanpa diketahui oleh orang tuanya, tanpa ada yang mendampingi dan mengarahkan mereka, maka mereka akan segera mempersepsikan sendiri apa yang mereka lihat. Baik ataupun buruknya tidak akan mereka ketahui dan pedulikan.
Jadi, apakah sebenarnya televisi berlangganan baik untuk anak? atau televisi biasapun kini juga semakin mengancam generasi masa depan? Atau orang tua kini semakin lengah dalam mendidik anak mereka? Atau lembaga sensor yang telah lengah dengan keberadaan televisi berlangganan? Entahlah, yang pasti saran dari sy adalah, apapun televisi yang Anda gunakan di rumah Anda, pastikan anak-anak dibawah umur dapat menikmatinya dengan pengawasan dari orang yang lebih tua (dewasa). Sehingga mereka dapat dibimbing saat melihat apa yang kurang baik untuknya.