Saturday, November 23, 2013

Anak Jalanan/Anak Warnet??

        Pagi hari ini saya terbangun dengan mata yang bengkak, wajah yang kusut, rambut berantakan dan enggak ada niat sedikit pun untuk berangkat kuliah. Mengingat hari ini adalah mata kuliah Statistika yang jelas jauh dari minat saya (Memang apa minatnya? Enggak ada). Saat ini pun saya mengetik tulisan enggak jelas ini ditengah-tengah dosen tercinta mengajar, tapi karena rasa kantuk yang luar biasa melanda akhirnya saya memilih untuk bercerita ngalor ngidul. Ada salah satu dosen saya yang menasihati agar sebagai mahasiswa, kami harus rajin membaca dan menulis agar dapat berpikir lebih kritis dengan wawasan yang lebih luas. Yang dimaksud dosen tentunya membaca dan menulis apa yang sesuai dengan mata kulah, jurusan, dan fakultas yang sedang dijalani saat ini, kebetulan saya bagian dari mahasiswi Ilmu Komunikasi maka seharusnya tentang Komunikasilah yang saya pelajari. Namun kesukaan saya yang lebih dominan membaca novel dan menulis hal-hal yang enggak jelas membawa saya kesini. Pada kesempatan kali ini, entah kenapa saya tertarik untuk membahas tentang anak jalanan.
        Pernahkah kalian melihat anak jalanan? Anak-anak dibawah umur yang berada di jalanan, mengamen, mengemis dengan wajah yang memelas sehingga membuat orang-orang di sekitarnya merasa kasian dan iba sehingga memberikan beberapa receh atau lembaran uang untuknya. Atau pernah merasa kesal dengan mereka yang meminta dengan paksa? Sehingga kalian memberi mereka uang hanya karena merasa takut mereka bertindak nekat dan mencelakai kalian? Atau ada yang punya kisah lain? Saya pribadi pernah mengalami kisah yang berbeda dari yang sudah saya tanyakan sebelumnya, yaitu menemukan anak jalanan yang dengan sengaja mengotori wajahnya, mengemis, mengamen hanya demi diberi uang untuk main ke warnet. Ya mereka dengan asyik pergi ke warnet dan bermain game online. Sebenarnya mereka bukanlah anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, sebagian dari mereka adalah anak-anak dari keluarga sederhana namun berkecukupan. Rasa malas mereka untuk sekolah membawa mereka ke pintu gerbang warnet (apa kali pintu gerbang warnet -_-). Uang saku yang jelas diberikan oleh orang tua mereka dengan maksud untuk jajan (makanan) berakhir di laci keuangan warnet. Dan bagi mereka yang sudah ketagihan dengan euforia kemenangan pada games-games tertentu tetapi tidak memiliki uang lebih dan merasa takut jika harus meminta uang saku tambahan dari orang tua mereka, maka mereka nekat menjadi anak-anak jalanan palsu demi mendapatkan uang tambahan.
     Lalu siapa yang harus disalahkan atas peristiwa tersebut, apakah industri warnet? Apakah para kreator games? Apakah orang tua anak-anak jalanan palsu tersebut? Atau dari anak-anak itu sendiri? Sulit untuk memastikan siapa yang bersalah. Karena tidak jarang didikan orang tua yang sudah baik, tapi dari anaknya sendiri yang akhirnya melakukan kesalahan. Memang sejak dini anak-anak harus diajarkan hal-hal baik dari keluarga, pendidikan agama dan pendidikan sosial pun wajib turut serta mendampingi anak sejak dini. Namun ajaran-ajaran dari lingkungan sekitarlah yang biasanya lebih memengaruhi anak dalam membentuk sifat dan sikap pada kesehariannya. Anak-anak tidak dapat dituntut terlalu mengikuti peraturan, ada kalanya orang tua hanya memperhatikannya dari belakang dan menyentuh bahkan memegangnya hanya disaat dia butuh atau mulai keluar dari jalurnya. Anak-anak yang terlalu dikekang biasanya akan menjadi liar di kemudian hari, karena mereka baru merasa bebas dan selalu ingin mencoba segala hal yang baru entah hal baik maupun hal yang kurang baik untuk mereka. Mereka yang sebelumnya merasa terkurung hingga kurangnya pengetahuan dan pengalaman mereka terhadap dunia luar akan membuat mereka salah jalan.

        Masuknya dunia globalisasi memang disertai hal-hal positif namun tidak menutup kemungkinan membuka jalan bagi hal-hal negative. Kecanduan anak terhadap warnet dengan berbagai macam alas an seperti mengerjakan tugas sekolah dan searching materi-materi guna menambah wawasan justru dapat membawa mereka ke jurang. Dari situs-situs game online hingga situs-situs porno dapat mereka dapatkan dengan mudahnya tanpa pengawasan ketat dari orang yang lebih dewasa di sisinya. Maka sebaiknya para orang tua harus lebih waspada kemana uang saku yang telah Anda berikan pada anak Anda. Semoga para pembaca bukan salah satu orang tua yang kelalaian terhadap perilaku anak dan juga bukan salah satu anak yang sedang bolos sekolah dan memilih ke warnet. Gunakan fasilitas warnet sebaik-baiknya untuk menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas. 

        Ya sudahlah, terlalu panjang juga untuk dibahas lebih lanjut, dan jika saya teruskan semakin lama ini bisa-bisa menjadi sebuah PI (Penulisan Ilmiah). Jadi saya selesaikan saja sampai disini selain takut semakin kacau, saya juga sudah mulai lelah. See ya next time… XD

Referensi gambar:


Tuesday, November 12, 2013

Part 1



      Sebenarnya saya bingung mau mulai dari mana, ketikan ini dimulai tepat pukul 01.30 WIB dini hari pada tanggal 13 November 2013. Enggak tahu juga kenapa, dari tadi saya enggak bisa tidur dan kerjaannya cuma mentengin TL (timeline twitter). Sekalinya taro HP dan berniat merem, yang ada malah otaknya jalan terus (pertanyaannya, emang saya punya otak?). Jelas punya tapi jelas bukan untuk soal pelajaran.... Alahhh jadi ngaco. Enaknya metode pengetikannya formal apa enggak ya? Karena blog ini juga biasa saya pakai untuk tugas-tugas kampus, tapi kalau terlalu formal juga jadi agak kaku dan sulit untuk beradaptasi (?). Daripada bingung enggak jelas, yaudah kita (saya dan bayangan saya) putuskan untuk memakai metode pengetikan semi formal XD Jadi dibebaskan kata-kata gaul, emotikon unyu-unyu, dan lain sebagainya yang kita anggap sah dan halal.
        Baiklah dimulai dari perkenalan dulu aja kali ya, ceritanya mau eksis dan biar dikenal sama orang. Ini memang bukan postingan pertama saya di blog ini, cuma kalau enggak salah ingat saya belum pernah mengenalkan diri saya, latar belakang saya, serta riwayat pendidikan saya (berasa mau buat surat lamaran kerjaan -_-"). Kita mulai dari nama, nama saya Seciolivia Purtyani biasa dipanggil Seci atau Livi, anak tunggal dari bapak Purnomo Agus Trikoranto, SS dan ibu Meutia Wardhani Abjanti, SS. Dilahirkan ke dunia fana ini pada 09 Desember 1993 dengan berat 3,6 kg dan panjang 50 cm (plissss jangan nanya berat saya sekarang), tp tinggi berubah menjadi 165 cm di umur yang menjelang kepala dua ini. Dulu saya tinggal di salah satu perumahan (yang dulunya elite) di daerah Tangerang selama hampir seumur hidup saya. Pernah merasakan Taman Kanak-Kanan (TK) di TK Jaya, lalu meneruskan ke jenjang SD di SD N Cikoeya 2, dilanjutkan SMP N 02 Cisoka (kini SMP N 01 Solear), dan mengakhiri masa sekolah dengan seragam pada SMA S Mandiri Balaraja (Jangan nanya dimana...). Saat ini masih menjadi mahasiswi aktif fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma, saya menjadi salah satu mahasiswi beruntung yang mendapatkan beasiswa 100% dari kampus tersebut selama 4 tahun untuk mendapatkan gelar S1 Ilmu Komunikasi. Pada detik ini saya menjadi mahasiswi tingkat 3 yang lagi stres-stresnya menyiapkan bahan-bahan PI (Penulisan Ilmiah). PI ini yang akan menjadi syarat dalam membuat skripsi pada tingkat akhir nanti. Maka dari itu, saya benar-benar butuh sharing walau enggak jelas yang setidaknya bisa mengurangi beban otak saya yang masih dicurigai keberadaannya.

        Pertama kali masuk Gunadarma tahun 2011....eitttssss SALAH.. Pertama kali masuk Gunadarma saat saya masih kecil dan ikut tante saya yang notabenenya salah satu dosen Univ. tersebut. Tapi jangan berpikir saya bisa masuk karena ada campur tangan beliau, tapi karena saya beruntung. Yakin banget dewi Fortuna itu disebelah terus, amin. Jika boleh lebih terbuka, Universitas Gunadarma bukan pilihan pertama saya saat memasuki kelas 3 SMA, tetapi jalan berkata lain dan membawa saya ke Univ. Gunadarma. Bukan sebagai yang terpintar, bukan juga sebagai yang tidak layak di kampus ini. Hanya saja sekali lagi saya hanya beruntung. Merasakan minder minta ampun di kelas? PASTI, SERING, SELALU, dan sepertinya SELAMANYA. Bukan talenta saya dalam hal berkomunikasi, ketika marah saya akan berkata kasar, ketika cemburu saya diam, ketika takut saya gagap, ketika sedih saya hanya menangis, ketika saya 4L4y saya akan sok imut. Saya bukan seseorang yang pintar dalam memilih kata dan berkomunikasi dengan baik dengan diri saya (intra personal) atau dengan orang lain (inter personal). Mungkin saya nyangsang di fakultas ini, tapi kalau iya, saya harusnya dimana? Berkali-kali saya tanyakan hal tersebut pada diri saya, tapi saya tidak dapat mengetahui jawabannya. Saya bukan seseorang yang ahli dengan hitung-menghitung, dan saya juga enggak ahli dengan hafalan. Saya menyukai sesuatu hanya saat saya mood saja. Saya suka menulis, membaca (novel, BUKAN metodologi dan teman-temannya), bermain piano (hanya pada dasar C D E F G A B C), saya suka bernyanyi (pernah menjadi bagian dari Swara Darmagita, Choir Univ. Gunadarma) dan saya suka binatang (cacing, serangga, hewan ternak bukan bagian dari yang saya sukai), saya pun suka mendesain gaun-gaun unyu (masih mengikuti gaya fashion khas orang lain). Saya tidak memiliki keahlian khusus pada salah satu bidang, tetapi saya menyukai semua itu dan hanya pada periode tertentu saja.

        Kalau ditanya sibuk apa saat ini, saya akan menjawab: Sibuk mengkhayal. Ya saya mengkhayal kapan saya lulus, kapan saya bisa menemukan bakat saya, keahlian saya, dan berhenti menjadi benalu bagi orang-orang di sekitar saya. Selain itu, saat ini saya sibuk dengan burung hantu kecil kesayangan saya, Wigel dan kura-kura yang dulunya kecil sekarang sudah berat untuk digendong, Frankleen. Seperti yang tadi saya beri tahu, saya suka binatang. Untuk kesibukan kampus, setelah saya memutuskan berhenti menjadi bagian dari choir Swara Darmagita, saya kini hanya menjadi kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang). Sibuk sih enggak juga, cuma terkadang merasa menjadi sendiri dan disibuki oleh pekerjaan kampus yang sebenarnya bisa dikerjakan bersama (kelompok). Curhat dikit (banyak mungkin), belum lama ini dan masih berjalan hingga saat ini, saya menjadi bagian dari kelompok salah satu mata kuliah yang terdiri dari tiga orang. Hanya saja pada kenyataan yang ada, saya hanya bekerja sendiri, kenapa begitu? Mungkin tidak sepenuhnya sendiri, tapi dengan pembagian sistem kerja yang kurang adil membawa saya ke dalam kelelahan yang amat dahsyat (ceritanya lebay). Saya mencari materi, merombaknya hingga berbentuk makalah, menjadikan power point, memasukkan suara saya yang membaca materi. Sedangkan satu teman saya hanya mengedit video yang jauh dari kata kreatif, satunya lagi asyik sendiri (katanya orang entertaint <- benar enggak sih tulisannya? maaf kalau salah). Tapi ketika dipresentasikan di depan kelas dan dianggap "buruk" dengan kekuarangan materi, tidak menguasai materi, kurang personil, video aneh dan membosankan, diakhiri dengan saya yang disalahkan sepenuhnya oleh teman (bukan pada arti sesungguhnya) sekelompok saya. Rasanya mau marah, nangis, teriak-teriak enggak jelas, pokoknya sudah diambang kegilaan mungkin, tapi yasudahlah ya inilah dunia kampus. Sudah ah cerita bagian itu, huft mulai lelah dan mata mulai setengah.. -o- Selain itu, saat ini tepat siang tadi menjadi panitia dua lusin pembentukan himpunan pada divisi acara (ceritanya bangga).
        O iya, sebelumnya sudah pada baca novel karya saya belum? Saya menulis novel berjudul "Aku" yang tidak diterbitkan dengan buku, tetapi saya posting pada blog ini juga. Cerita cinta anak remaja (cailehhhh.. ) yang diceritakan dengan alur maju mundur (eps. ganjil alur maju dan eps. genap alur mundur). Ya kalau masih bingung silahkan dibaca dulu, kalau masih bingung mungkin yang ketiknya "agak-agak" XD Tapi sampai saat ini sih belum diteruskan lagi, dan masih mandeg di eps. 3, jadi kalau mau baca baru eps. 1 dan 2 saja yang sudah dipostingkan. Maklum kan ceritanya orang sibuk, jadi suka enggak ada waktu buat mengkhayal dan meneruskan cerita tersebut.

        TK, SD, SMP, SMA, Kampus, curhat, novel, hmm apalagi ya? Ohh soal cinta..Eaaaa Okay, saya pemilik lengkap Seciolivia Purtyani ini sudah resmi menjadi kekasih dari Kusnanto (Aponk/Anto), pria sederhana yang sempurna di mata saya. Salah satu alumni SMK N 01 Jakarta Budi Utomo (Boedoet) lulusan tahun 2011 dan kini menjadi pekerja di Denso, Cikarang. Lelaki yang telah menyatakan cintanya pada saya tepat tanggal 06 Juni 2012 dan melakukan ritual (berasa mistis malahan) tukar cincin dihadapan kedua orang tua kami pada 09 Desember 2012. Tenang, belum sampai pelaminan karena kondisi ekonomi, mental dan kampus (aturan dilarang menikah sebelum lulus). Mengenal laki-laki ini hampir 2 tahun belakangan ini (dulunya mantan orang yang paling dekat, sebut saja G), dan kini kami sudah menjadi sepasang kekasih selama 17 bulan. Banyak halang rintangan menjadi seorang pelajar, tetapi juga sudah bisa dibilang telah terikat pada komitmen antar dua sejoli. Ketika tugas memaksa untuk fokus, sang kekasih juga minta perhatian. Memilah dan memilih waktu ternyata sulit juga, antara tugas, kekasih, teman, saudara, keluarga. Tetapi sekali lagi inilah hidup, tanpa rintangan tanpa kenangan, simple.
        Baiklah, berhubung mata sudah menuntut untuk istirahat, dan otak (yang masih belum diketahui keberadaannya) sudah mulai shut down, maka sekian tulisan gila saya ini. Mudah-mudahan lain waktu bisa nulis lagi dan yang pasti bisa meneruskan novel eps. 3 dan seterusnya, amin. Terima kasih buat yang sudah mau baca, sampai jumpa. ;)

Tuesday, October 1, 2013

TUGAS I (STATISTIKA)

Nama                          : Seciolivia Purtyani
NPM/Kelas                : 18811937/3 MA 01
Mata Kuliah              : Statistika
Tugas                          : I (Satu)


1.      Mengapa seorang ahli komunikasi perlu mempelajari statistika?

Ilmu komunikasi merupakan ilmu dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi dari seorang komunikator (ahli komunikasi) dengan suatu media kepada komunikan yang mengakibatkan efek atau respon dan memiliki makna di dalamnya. Suatu pesan atau informasi tersebut dapat juga disebut dengan data (statistik). Statistika merupakan ilmu mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan mempresentasikan data. Jadi mengapa seorang ahli komunikasi perlu mempelajari statistika adalah agar dapat mengetahui strategi atau ilmu dari merencanakan, mengumpulkan hingga mempresentasikan suatu data tersebut dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya (komunikan).

2.    Peran statistika dalam mempelajari bidang ilmu komunikasi?
a.       Membantu dalam merencanakan suatu penelitian komunikasi.
b.      Membantu dalam mengumpulkan data atau informasi dalam bidang komunikasi.
c.       Membantu menganalisis suatu kasus atau masalah yang terjadi dalam komunikasi.
d.      Membantu menginterpretasi data atau informasi dalam bidang komunikasi.
e.       Membantu mempresentasikan suatu data atau informasi dalam bidang komunikasi.
f.       Membantu dalam pengambilan keputusan.

g.      Sebagai salah satu metode yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

3.   Kumpulkan contoh kasus, anekdot, karikatur mengenai sisi humoristik statistika!
    a.       *TKP (lokasi pembunuhan*
Polisi (P), Dokter (D), dan Dosen Statistika (DS)
P         : Melihat dari bentuk cipratan darah di lantai tersebut, sepertinya ini milik tersangka pembunuhan yang tertembak saat mencoba kabur dari kejaran kami.
D     : Saya memilih untuk mengambil sampel darah tersebut dan mengujinya dalam laboratorium.
DS        : *berkeliling ruangan*
P dan D: Hey apa yang Anda lakukan?
DS      : Saya sedang mencari data-data kemungkinan adanya peluang lain terhadap darah tersebut.

     b.    







Tuesday, June 25, 2013

Ambillah Minimal, Berikanlah Maksimal

Mata Kuliah     : Grafika komputer Untuk Komunikasi
Dosen              : Donny Erlangga, S. Kom., MMSI.
Tugas               : Aplikasi Google SketchUp
Fakultas/Kelas  : Ilmu komunikasi/ 2 MA 01
Nama Kelompok:
  • Seciolivia Purtyani (18811937)
  • Fajar Nur Cahyo (18811951)
  • Intan Rachwati (18811965)
  • Arief Budiaman (18811966)




Filosofi :
    Dari sekian banyak pohon, gunakanlah seperlunya. Karena sebagian besar apa yang kita butuhkan dalam kehidupan kita, merupakan hasil dari pohon.
  Namun, jangan lupa untuk merawat dan melestarikan sisanya. Bahkan tanamlah kembali untuk kesejahteraan di kemudian hari.
     Tutorial:
  1. Buatlah kotak dasar dari rectangle untuk alas tepat sejajar dengan garis merah (horizontal). Gunakan offset untuk membuat rectangle dengan sisi yang sama di dalamnya. Pilih paint bucket – vegetation – vegetation_HoneyLocust untuk alas dalam, dan pilih paint bucket – vegetation – vegetation_Ivy_Hedera untuk alas luar.
  2. Buatlah kotak dengan rectangle sejajar dengan garis biru, gunakan Push/Pull untuk mempertebal kotak, kemudian pilih paint bucket – fencing – fencing_wood_old  dan lakukan pada ke empat sisi alas untuk membuat pagar.
  3. Buatlah kotak dengan rectangle sejajar dengan garis merah lalu beri warna wood_floor_dark. Lalu buatlah kotak kembali dengan rectngle sejajar dengan garis hijau pada dua sisi dan satu sisi pada garis merah, gunakan push/pull untuk mempertebal (seolah dinding) dan beri warna  wood-plywood_knots untuk dinding. Buat kembali kotak dari rectangle sejajar pada garis hijau, gunakan line dan buatlah garis sehingga terbentuk segitiga, lalu gunakan eraser dan hapus garis yang tidak diperlukan, selanjutnya gunakan push/pull untuk mempertebal sesuai panjang dari rumah, lalu warnai dengan menggunakan warna roofing_shingles_GAF_States.
  4. Untuk membuat pohon, gunakan circle sejajar dengan garis merah. Pilih push/pull untuk mempertebal dan tariklah keatas menyerupai batang pohon. Untuk membuat akar dan efek garis pada pohon, gunakan Draw – Freehand dan lukislah sesuai keinginan. Untuk membuat rimbun dedaunan pohon juga gunakan Draw – Freehand dan lukislah sesuai keinginan, lakukan berkali-kali agar terdapat kesan bertumpuk. Lalu gunakan push/pull untuk mempertebal dankemudian satukan dengan batang pohon.
  5. Untuk lemari, gunakan rectangle sejajar pada garis biru, pilih push/pull untuk mempertebal.
  6. Untuk meja, gunakan rectangle pada garis merah dan pilih push/pull untuk mempertebal seolah papan kayu. Untuk kaki-kaki meja, gunakan kembali rectangle dan pilih push /pull kembali. Hal ini juga dilakukan pada pembuatan kursi. 


Thursday, May 30, 2013

Aku 'eps. 2'_Novel

Fiuh, dengusku kesal sambil menyandarkan punggungku pada senderan bangkuku.
“Ada apa lagi sih? Kenapa akhir-akhir ini kamu selalu aja terlihat terlalu lelah setiap habis membagikan kertas piket kelas? Bukankah ini sudah biasa kamu lakukan sejak setahun yang lalu, Cyl?” Tanya sahabatku, Suvanna, dengan tampang yang sepertinya mulai bosan melihatku seperti ini, terlihat murung dan lelah.
“Gimana aku enggak bete sih Van, kamu tahu kan Van kalau naik ke lantai 3 itu capek. Tapi bukannya aku lihat anak-anak kelas 1 yang baik-baik dan penuh senyum, eh malah lihat si cowo aneh. Masa dia selalu bilang ‘ngapain anak plus main-main kesini’ dengan nada yang ngeledek. Emang dia pikir dia siapa?!” Jawabku kesal setengah memarahi Suvanna, padahal kan bukan dia yang salah.
“Yee... kenapa jadi aku yang diomelin sih? Siapa sih cowo aneh itu? Awas kepincut, hehehe.”
Mendengar ledekan Suvanna membuat aku semakin bete dan memutuskan untuk tidak menanggapi omongan yang menurut aku sangat ngawur. Enggak kebayang deh kalau sampai aku jadian sama seorang Dinat yang nyebelin itu, bisa stres tiap harinya diledek sama itu bocah brondong.
“Kalau sampai jadian sama cowo aneh itu, jangan lupa traktir-traktir ya...hehehe...” Lanjut Gityara meledek. Setelah puas membuat aku semakin bete, mereka pun mulai membicarakan topik lain yang aku sendiri tidak fokus mendengarkan justru aku mulai melamun.
Memang akhir-akhir ini setiap harinya  terlewati dengan rasa bete, apalagi setiap harus membagikan kertas piket ke kelas-kelas, terutama ke lantai 3 dimana kelas Dinat berada. Memang Dinat tidak melakukan kesalahan yang fatal atau berlaku kurang ajar padaku, tapi bagaimana tidak kesal kalau setiap bertemu dengannya pasti selalu dia ungkit mengenai program kelas kita yang berbeda. Dinat yang merupakan siswa program reguler sedangkan aku merupakan siswi program plus. Selama aku bersekolah di SMA ini, aku selalu tidak suka perbedaan antara plus dan reguler. Karena bagiku tak ada spesialnya menjadi anak plus ataupun reguler, semua sama dan berada di bawah satu yayasan yang sama.
Rasa bosan itu semakin mendera apalagi mengingat ada rasa rindu yang tersirat setiap ada yang membicarakan sang mantan yang sedang berjuang latihan untuk pengibaran di Kabupaten. Entah kenapa, padahal sudah hampir 3 bulan setelah berpisah dengannya dan hubungan kami pun juga enggak lama Cuma 13 hari, tapi rasa rindu itu jadi muncul lagi. Ya ampun, kenapa jadi mikirin Jenaf sih... jelas-jelas sekarang kan aku lagi PDKT sama si Lefan, ckckck.
Tapi kalau diinget-inget lucu juga waktu dulu aku sama Jenaf, kita kelamaan PDKT jadi waktu pacaran malah jadi terasa aneh. Apalagi dulu aku bodoh banget bisa percaya omongan orang lain yang syirik sama aku dan Jenaf, aku terlalu percaya tentang Jenaf yang enggak benar semua, yang akhirnya malah menghancurkan hubungan kami sendiri.
Jenaf begitu baik apalagi selama kita berdua masih kompak sebagai capas mewakili SMA kami untuk pengibaran dulu. Dia perhatian, lucu, gemesin dan yang paling unik rambutnya yang mirip jambul marmut. Tahu kan hewan marmut yang mirip tikus itu tapi banyak bulunya, Jenaf itu mirip sama marmut makanya aku senang banget manggil dia marmut dan dia manggil aku bebek karena aku cerewet kayak bebek katanya.
Banyak yang berharap aku balik lagi dengan Jenaf, tapi enggak sedikit juga yang terus support aku jadian sama Lefan. Satu dalam prinsip aku, yang lalu ya biarlah berlalu walau biasanya aku selalu memberikan kesempatan kedua pada mantan-mantanku, tapi kayaknya tidak untuk Jenaf. mungkin kita memang lebih cocok sebagai teman atau sahabat.
“Woy Secyl! Ngelamun aja ih, tuh kamu gak sadar pak Laturian sudah masuk! Makanya jangan mikirin Dinat aja.” Kata Suvanna setengah berteriak membangunkan aku dari lamunan rasa rindu terhadap Jenaf dan langsung meledekku.
Untung saja Suvanna tidak tahu bahwa yang aku lamunkan bukan Dinat, tapi Jenaf. Karena rasa rindu yang terlalu dalam pada Jenaf, aku jadi melamun tentang dia padahal kan belum tentu Jenaf memikirkan aku di medan perjuangan lapangan pengibaran Kabupaten itu. Untung saja Suvanna membangunkan aku dari lamunanku, kalau sampai pak Laturian tahu aku melamun, beuh bakal disuruh tutup pintu dari luar kali.
Mengenai pak Laturian aku juga punya ceritanya, beliau adalah seorang guru mata pelajaran. Pak Laturian termasuk guru yang tegas, baik, unik, tapi sedikit membosankan, ya mungkin karena aku yang kurang bahkan sangat tidak menyukai mata pelajaran yang beliau ajarkan sehingga terasa sangat membosankan.
Pak Laturian Pramajata bukan hanya seorang guru biasa, tapi beliau juga merupakan salah satu murid eyang putriku selama beliau bersekolah di salah satu Universitas negeri di Indonesia. Hal ini sungguh menyiksaku, menjadi seorang cucu dosen Fisika di salah satu Universitas ternama namun aku sama sekali tidak menyukai mata pelajaran tersebut. Apalagi setiap dapat soal dari pak Laturian yang harus dikerjakan di papan tulis, bakal kelihatan bodohnya diriku terhadap Fisika dan pak Laturian akan segera berkata ‘memalukan, cucu seorang dosen Fisika kok malah tidak mengerti sama sekali pelajaran Fisika?!’. Dan jika sudah keluar kalimat tersebut, aku hanya dapat diam, merengut, dan mengutuki diri sendiri kenapa begitu bodohnya diriku terhadap mata pelajaran ini.
Selama 2 jam mata pelajaran pak Laturian berlangsung biasanya kerjaan aku dan sahabatku Gityara adalah mengobrol atau chat lewat kertas. Namun pemilik nama lengkap Gityara Caneva Mugistra ini masih lebih memperhatikan pak Laturian dibandingkan aku yang lebih memilih mencoret-coret buku tulis dengan puisi-puisi jika Gityara sedang tidak ingin mengobrol.
Gityara, hmm pemilik nama ini selalu membuat aku tersenyum. Walaupun sahabatku bukan hanya dia tetapi Gityaralah yang paling dekat denganku. Mungkin juga dikarenakan rumah kami yang berdekatan sehingga kami lebih sering bertemu dibandingkan dengan Suvanna. Hobi kami pun yang tidak berbeda jauh seolah semakin merekatkan tali persahabatan kami. Gityara Caneva Mugistra si pecinta kucing, komik-komik romantis Jepang dan novel teenlit, yup itu semua juga kesukaanku. Bagiku Gityara adalah sosok perempuan yang sebenarnya, ia bisa memasak, menjahit, beberes rumah, pintar di sekolah dan sangat lembut dalam bertutur. Aku rasa jika aku seorang laki-laki, aku pasti mencari perempuan layaknya sosok Gityara, I think she is the best woman I ever met after my mom.
“Baik Secyl giliran kamu menjawab nomor tiga.” Pak Laturian pun mengagetkanku dengan perintahnya yang menjengkelkan.

Monday, April 29, 2013

Aku 'eps. 1'_Novel


Sudah hampir dua bulan sejak Dinat memutuskan untuk mencampakkan aku, dan kini aku berjalan sepi melewati trotoar bersama sahabat baruku Rina. Berjalan santai dan pikiranku mulai kembali menerawang masa lalu dan mulai diam walau Rina asyik berbicara. Aku dan Rina berencana mencari buku di salah satu toko buku di dekat kampus kami, sebenarnya kami berdua baru saling mengenal saat masuk ke Universitas yang sama dan fakultas yang sama. Dan sejak saat itu aku berteman dekat dengannya, kami cukup akrab apalagi kami memang pecinta buku walau berbeda minat. Sesampainya di toko buku Rina terlihat sangat terobsesi mencari kesana kemari buku yang kira-kira sesuai dengan permintaan dosen. Aku diam dan mulai melihat buku-buku di rak yang lain walau pikiranku yang sesungguhnya tidak berada di tempat itu.

“Bagaimana menurutmu Cyl, apa kita perlu membeli buku ini?” Tanya Rina sambil menunjuk ke arah buku yang dimaksud, dan dia juga berhasil membangunkanku dari lamunanku.

“Menurutku itu bagus  tapi kayaknya kurang cocok dengan yang kita cari, memang berapa harganya? Kalau masih bisa kebeli mungkin bisa aja untuk sekedar koleksi buku lu Rin.” Jawabku sambil mencoba menutupi supaya Rina tidak sadar kalau sedari tadi aku hanya melamun.

Rina terlihat menimbang-nimbang, sepertinya dia memang ingin sekali membeli buku itu. Lucu saat dia jatuh cinta pada buku yang ada di toko tapi buku itu memiliki label harga yang tidak berteman dengan dompet anak-anak mahasiswa macam aku dan Rina.

Aku memutuskan meninggalkan Rina yang sibuk dengan buku-buku itu, aku terfokus mencari buku utama yang diminta oleh dosen kemarin siang. Setelah mendapatkan yang aku cari, aku sengaja berjalan ke  arah rak buku yang diatasnya tertulis ‘NOVEL’. Maklum namanya juga pecinta buku terutama novel, kalau ke toko buku tanpa beli novel namanya belum afdol, hehe.


Hmm gumamku saat membaca beberapa judul novel yang aku lewati, menarik batinku. Gubrak..

“Maaf.” Kata lelaki itu singkat sambil mengulurkan tangannya membantu aku yang terjatuh setelah ditabraknya.

“Eh.. i..i..yaa..” Kataku terbata-bata sambil menatap wajah laki-laki yang menabrakku itu, entah mimpi apa tadi malam bisa ketemu sama cowok keren seperti dia.

“Kamu enggak apa-apa?” Tanyanya mulai khawatir mungkin dia bingung karena aku terlihat melamun menatapnya. Segera aku sadar dari lamunanku, sejenakku berpikir dia pangeran dari negeri kahyangan mana yaa, haduh pikiran anak TK, hehe.

“Oh, gak, gak apa-apa.” Jawabku sambil merapikan pakaian bagian belakangku yang kurasa terlipat saat aku jatuh tadi.

“Oh baguslah, maaf tadi aku lihat buku yang sudah lama aku cari, jadi pengen buru-buru gitu sampai enggak lihat kamu berdiri disitu. Aku Riziafo, panggil saja Rizi.” Jelasnya panjang lebar dengan sedikit terengah-engah, mungkin karena tadi sedikit berlari atau karena takut aku marah sembari mengulurkan tangannya untuk berkenalan denganku. Tapi kata-katanya kalau tidak melihatku itu pasti bohong, mengingat badanku yang tidak kalah dengan besarnya induk gajah. Huh ingin mendengus kesal.

“Secylva, Panggil aja Secyl. Memang mau ambil buku apa?” Jawabku dengan sok akrab mengingat sepertinya dia tidak beda jauh umurnya dengan umurku dan membalas uluran tangannya, serta sekaligus memberikan pertanyaan yang sengaja mencari-cari pembicaraan dengan lelaki tampan itu.

“Hmm, buku apa ya? Duh kok jadi lupa. Ya sudahlah lupain aja. Memangnya Secyl sendiri mencari buku apa? Pecinta novel ya?”

“Gue sebenarnya ke toko buku ini mau cari buku yang disuruh dosen sebagai buku wajib mata kuliah Algoritma, karena sudah ketemu jadi gue jalan ke sini siapa tahu ada novel menarik.”

“Memang kamu kuliah dimana? Fakultas apa? Sendiri kesininya?” Pertanyaan bertubi-tubi seperti itu membuatku merasa diinterogasi, tapi kalau diinterogasi sama cowok setampan dia sih jadi terasa bukan masalah.

“Di Univ. Galungdirganta, fakultas ilmu komunikasi, engak sendiri kok, gue kesini sama teman gue namanya Rina tapi dia lagi diii... dimana ya? Hmm dia lagi sibuk nyari buku sendiri jadi tadi aku tinggal, sampai lupa. Sendirinya kuliah dimana dan fakultas apa? Sendiri kesininya?” Balasku padanya.

“Wew ceritanya balas dendam nih nanyanya? Aku kuliah di Univ. Pancaindera fakultas hukum. Aku baru semester tiga, kalau kamu? O ya, aku sendiri kesininya.”

“Gue baru masuk, baru semester satu. Sorry gue ke sana dulu yaa, sepertinya ada novel yang menarik di sebelah sana.” Jawabku singkat sambil melenggang pergi meninggalkannya, walau ada perasaan menyesal karena sepertinya dia ingin menanyakan nomor handphoneku. Entah kenapa aku lebih senang membuatnya merasa penasaran terhadapku daripada terlihat terlalu welcome padanya.


Aku berjalan santai memasuki rak novel di bagian lain, agak jauh dari rak saat bertabrakan dengan Rizi. Hmm sepertinya banyak yang cukup menarik, namun belum ada yang membuatku tergila-gila ingin membelinya. Eiitss..

Kuhampiri novel kira-kira dengan tebal 6 cm, kubaca judulnya dan kemudian resensi dari cerita tersebut. Satu kata untuk novel berjudul ‘PEMBALASAN YANG MANIS’ karya Jo Barrett tersebut, menarik. Aku mengingat tadi tanteku, Diyandra Cytifa Irania yang biasa dipanggil Cytifa, telah memberikanku uang dan sepertinya bisa kumanfaatkan untuk membeli novel yang sangat menarik tersebut, mengingat harganya yang cukup terjangkau olehku. Bagiku novel itu sangat membuatku penasaran dengan cerita lengkapnya, terutama setelah aku membaca potongan cerita yang digunakan sebagai resensi dalam novel tersebut. Novel ‘PEMBALASAN YANG MANIS’ tersebut menceritakan seorang wanita yang brilian, gesit, dan ambisious namun telah salah memilih laki-laki untuk dijadikan sebagai kekasihnya. Laki-laki dengan tubuh seksi, rayuan semanis madu, dan memiliki kepiawaian dalam memuaskan wanita, sayang ia juga culas seperti serigala. Laki-laki itu berhasil membuat wanita brilian tersebut menjadi tergila-gila padanya, namun setelah empat tahun bersama, lelaki tersebut mencampakkan wanita itu seperti sampah. Dalam keterpurukannya wanita itu sempat berencana membalas mantan kekasihnya dengan membunuh laki-laki itu, bahkan sempat tersirat beberapa rencana pembunuhan yang kejam untuk ia lakukan. Tapi apa ia benar-benar akan membunuh mantan pacarnya?

Ya kurang lebih begitu ceritanya, cerita novel ini membuatku teringat pada mantan kekasihku yang baru saja mencampakkanku, Adinatra Agistaf Serian. Aku sangat mencintainya, bahkan aku rela memberikan segala yang kumiliki hanya untuk dirinya seorang. Dinat adalah laki-laki yang sangat istimewa dimataku walau mungkin biasa menurut orang lain, karena mereka tidak tahu seperti apa sosok Dinat yang sangat kucintai ini.


Membaca resensi buku itu membuat aku tertarik dan ingin tahu apa yang akan dilakukan wanita itu pada mantannya, siapa tahu ada yang bisa kuikuti walau aku harus membunuh mantan pacarku. Rasa sakit yang dia berikan kurasa akan impas jika dibayar dengan nyawanya. Sepertinya buku itu akan banyak mengajarkan beberapa tips cara membunuh yang baik dan benar, aku harap begitu. Sungguh buku itu membuat aku tak sabar untuk membacanya dan mempraktekan ilmu-ilmu baruku.

Masih teringat jelas pertama kali ku mengenal Dinat, yaitu pada acara MABIS (Masa Bimbingan Siswa) pada saat kami masih duduk di bangku SMA. Seharusnya pada Minggu, 12 Juli 2010 itu aku diminta datang ke Kabupaten untuk mencoba baju pengibaran PASKIBRA Kabupaten Tangerang, namun karena aku memang sudah capek latihan-latihan lagi, aku memilih menjadi anggota panitia MABIS bagi adik-adik kelas yang baru masuk ke SMA kami, SMA Mabhisa Bararanta.

Tanpa aku ketahui hari itu ada seorang laki-laki yang mulai memperhatikanku, tepatnya saat aku berdiri di depan mading sekolah. Aku dengan kaus berwarna cokelat dan celana jeans pendek selutut, rambut sebahu berwarna kemerahan (maklum biasa terkena matahari tengah hari saat latihan PASKIBRA) yang terurai berhias bandana berwarna cokelat karamel, dan sandal jepit hitam sepertinya sangat tidak menarik perhatian laki-laki kecuali laki-laki itu.

Esoknya, aku resmi menjadi senior MABIS 2009 dan aku menjadi senior pembimbing kelas MABIS 3, yang tanpa kuketahui merupakan kelas laki-laki itu. Di kelas pun aku hanya tahu ada murid bernama Adinatra Agistaf Serian dan Lesya yang menjadi kandidat KING & QUEEN perwakilan dari kelas MABIS 3 tersebut. Selama tiga hari berturut-turut aku menjadi senior pembimbing dalam acara MABIS tersebut, sampai akhirnya hari Jum’at tepatnya saat persiapan pergi kemah akbar di daerah Padarincang, Pandeglang. Pada hari itu sebelum berangkat menuju tempat perkemahan, ada anak laki-laki tepatnya adik kelasku yang iseng mengerjaiku untuk ijin sebelum masuk ruangan, sepertinya aku tidak mengenalnya namun karena aku ingin dikenal sebagai kakak senior yang baik aku pun menurutinya, bodoh. Laki-laki itu terlihat puas bisa meluluhkan senior yang terkenal galak pada tiga hari belakangan ini. Belakangan aku tahu dialah kandidat KING & QUEEN yang bernama Adinatra Agistaf Serian atau Dinat.

Cukup membingungkan juga sih, kenapa Dinat mengetahui namaku, karena seharusnya Dinat belum mengenal namaku. Mengingat selama MABIS Dinat tidak pernah berada di ruangan kelas, tetapi dikarantina di ruangan lain yang khusus kandidat KING & QUEEN. Sampai akhirnya aku tahu dia dan temannya pernah melihatku sedang berbicara dengan temanku dan dia bertanya pada temannya siapa namaku.

Dari kesan pertamaku terhadap Dinat, aku merasa biasa karena masih terbayang sosok Lefan, seorang laki-laki yang saat itu ku harap menyukaiku juga seperti aku menyukainya dan juga merupakan teman seangkatanku yang juga menjadi panitia MABIS pada saat itu. Lefan adalah seorang laki-laki alim yang secara tidak sengaja jadi seseorang yang sempat ku kagumi. Kenapa aku bilang secara tidak sengaja? Karena awalnya aku cuma berniat membuat adik kelas yang menyukai Lefan, aku berpura-pura menjadi seseorang yang juga suka sama Lefan. Tapi ternyata semua permainan selama 3 hari itu menjadi sesuatu yang berarti buat diriku sendiri dan justru semakin berniat mendekati Lefan untuk menjadi kekasihnya.

Sesampainya di daerah Padarincang, kami masih harus mendaki bukit-bukit untuk sampai ke tempat perkemahan. Dan saat itu hanya satu yang aku pikirkan, yaitu bagaimana cara mengangkut tas ranselku yang cukup besar dan berat, belum lagi ada beberapa plastik yang masih harus kubawa sampai ke tenda sana. Melihat ku kebingungan, Dinat datang dan menawarkan bantuan. Tentu saja tanpa berpikir panjang aku berikan tasku dan plastik-plastik itu kepadanya dan segera pergi meninggalkannya, kejam. Tapi sungguh aku tidak sengaja berlaku seperti itu, karena saat itu aku cuma ingin segera sampai ke tenda di atas  bukit sana dan bertemu Lefan yang sudah lebih dulu sampai di sana.

Dari jauh sudah terlihat tenda-tenda kemah yang sudah didirikan oleh panitia, dan yang pasti ada Lefan juga disana. Saat mataku mulai mencari-cari dimanakah Lefan, ternyata pemilik nama lengkap Mozaqy Hadinar Alefan ini sedang sibuk menyiapkan kayu bakar untuk memasak makan siang. Langkah kakiku pun semakin cepat dan memanggil namanya, dan... Oh my God, he’s so cute when he look at me and smile to me. Kudekati dan mulai mencari pembicaraan sambil membantunya, sampai aku melupakan sesuatu yang belakangan kusadari aku melupakan tas dan plastik-plastik yang tadi kutitipkan pada Dinat. Itupun kusadari saat Dinat sudah sampai dan menghampiriku hanya untuk bilang bahwa barang-barangku sudah ia letakkan di depan tendaku.

Menjelang malam hari, udara yang semakin dingin pun memiliki cerita untuk aku dan anak baru itu, Dinat. Jam sudah menunjuk pukul 23.00 WIB, tetapi mata ini masih saja semangat untuk terbuka dan seakan enggan untuk tertutup dan akhirnya ku memutuskan untuk keluar tenda dan mencari minuman atau makanan yang kiranya dapat menghangatkan tubuhku yang mulai terasa membeku. Kulihat di luar cukup ramai dan beberapa siswa baru maupun panitia saling bercengkrama dan bernyanyi-nyanyi diiringi gitar. Ku duduk disamping anak-anak MABIS 3 yang sedang asyik menikmati mie hangat yang mereka buat. Dari mereka semua, ternyata ada Dinat diantaranya dan ia menawarkan mie hangat, awalnya aku menolak tapi ia memaksa dan akhirnya aku kalah. Semakin malam dan semakin dingin pula, walau sudah mengenakan baju hangat dan  mie hangat itu pun sudah kuhabiskan tapi keduanya belum bisa membuat tubuhku lebih hangat. Menyadari hal itu, Dinat pun meminjamkan jaketnya. Sungguh hal yang membuatku terkagum-kagum olehnya, bagaimana tidak ia rela melepas jaketnya hanya untuk aku yang bukan siapa-siapa buatnya dan ia hanya mengenakan kaos you can see hitam yang bahkan menurutku sangat tipis dan terbuka untuk digunakan di tempat yang dingin seperti ini. Hebatnya lagi ia berkata bahwa ini belum seberapa, sebenarnya ini bocah jagoan atau cuma sok doang. Yang membuat malam itu semakin berkesan adalah butuh waktu yang cukup lama untuk menghilangkan bekas luka gigitan serangga yang sembunyi di dalam jaket Dinat dan berhasil menggigit tanganku.

Sabtu pagi di Padarincang, Pandeglang, seluruh siswa baru maupun para panitia MABIS berencana melakukan perjalanan menuju air terjun yang letaknya cukup jauh dari tenda kami dan masih harus menyebrangi sungai untuk mencapainya. Aku mengajak Lefan, Ita dan Juchian untuk berjalan bersama setelah yang lainnya sudah jalan lebih dulu. Baru setengah perjalanan tepatnya saat ingin menyebrangi sungai, aku dan Ita sudah lelah dan memilih untuk beristirahat saja di sungai itu dan tidak meneruskan perjalanan menuju air terjun itu. Kami berfoto-foto, merebahkan diri di batu yang besar, bermain air sampai akhirnya rombongan teman-teman kami datang.

Saat berjalan pulang menuju tenda adalah saat-saat yang romantis bagiku, ya sebenarnya tidak hanya saat pulang tapi dari berangkat tanganku terus digenggam oleh Lefan selama perjalanan. Aku terus tersenyum dan bercanda riang dengan Lefan, dan yang tak terlupakan saat ia mengajak untuk minum air yang langsung dari mata airnya. Tanpa ku sadari sedari tadi ada seseorang yang terbakar cemburu di belakangku melihat aku terus bermesraan dengan Lefan, kuketahui hal ini setelah menjadi kekasih seseorang itu.

Dan seperti itulah kira-kira awal perkenalan aku dengan Dinat yang sungguh membekas di hati dan pikiran aku. Entah sampai kapan aku harus terus terbayang-bayang kenangan masa lalu itu yang terus membunuh diriku sendiri secara perlahan. Seakan semua cerita tentang aku dan dia seperti sebuah pisau yang terus menusuk-nusuk perasaan aku. Masih terasa berat untuk berpisah dengan seorang Dinat.


“Hei malah melamun, ayo kita ke kasir dan membayar buku yang akan kamu beli! Aku telah memilih untuk tidak membeli buku apa pun, karena sepertinya tidak ada yang membuatku jatuh cinta selain buku seharga seratus ribu lebih. Pokoknya setelah aku menabung nanti, aku akan membeli buku itu. Duh, harus ekstra hemat lagi.” Rina mengagetkanku dan langsung berbicara panjang lebar, aku hanya berdiri dan mengikuti langkahnya ke arah kasir. Aku sendiri memilih membeli buku algoritma dan novel yang tadi sempat kubaca resensinya.

Monday, April 8, 2013

2 MA01 Tugas AR dan VR

Nama: Seciolivia Purtyani (18811937)

Augmented Reality (AR)
  • Definisi Augmented Reality (AR)

Menurut Ronald T. Azuma (1997) augmented reality adalah penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata.Tujuan augmented reality adalah untuk menambahkan informasi dan arti kepada sebuah objek atau ruang yang nyata. Tidak seperti virtual reality, augmented reality tidak membuat sebuah simulasi kenyataan (simulation of reality). Sebaliknya, dibutuhkan sebuat objek atau ruang yang nyata sebagai fondasi dan teknologi incorporate yang menambahkan data konteksual untuk memperdalam pemahaman seseorang terhadap suatu objek. Sebagai contoh, dengan melapisi data imaging dari sebuah MRI (Magnetic Resonance Imaging) kepada tubuh seorang pasien, augmented reality dapat membantu seorang dokter ahli bedah membidik dengan tepat tumor yang mau dihilangkan. Pada kasus ini, teknologi yang digunakan bisa termasuk tutup kepala yang dipakai oleh dokter ahli bedah tersebut yang dikombinasikan dengan sebuah interface komputer yang memetakan data ke orang yang berbaring di meja operasi. Pada kasus-kasus lain, augmented reality bisa ditambahkan komentar dalam bentuk audio, data lokasi, catatan sejarah, atau bentuk lainnya yang dapat membuat pengalaman user akan suatu hal atau tempat lebih berarti.

            Ada berbagai teknologi yang bisa digunakan untuk augmented reality. Banyak proyek-proyek augmented reality yang menggunakan headgear (tutup kepala) atau device yang sejenis yang memproyeksikan data kedalam bidang penglihatan user, sesuai dengan objek atau ruang nyata yang user sedang amati. Dalam hal kursus teknik pemeliharaan PC, sebagai contoh, augmented reality bisa melapisi sebuah diagram skematik ke bagian dalam komputer, memungkinkan para pelajar untuk mengidentifikasi berbagai macam komponen dan mengakses spesifikasi teknis tentang mereka. PDA atau perangkat portable lainnya dapat menggunakan data GPS untuk menyediakan user dengan konteks termasuk data yang berbasis visual, audio atau teks– tentang objek otau ruang yang nyata. Augmented reality bukan hanya pendamping file teks atau multimedia tapi sebuah teknologi yang didisain untuk melihat objek atau ruang yang nyata dan menyediakan user dengan informasi tepat pada waktu yang tepat. Augmented reality didisain untuk mengaburkan garis antara kenyataan yang pengguna alami dan konten yang disediakan oleh teknologi. Ada 3 jenis AR yang banyak diketahui :

·                     Head Mounted Display

Terdapat dua tipe utama perangkat Head-Mounted Display (HMD) yang digunakan dalam aplikasi realitas tertambah, yaitu opaque HMD dan see-through HMD.

·                     Opaque Head-Mounted Display

Ketika digunakan di atas satu mata, pengguna harus mengintegrasikan padangan dunia nyata yang diamati melalui mata yang tidak tertutup dengan pencitraan grafis yang diproyeksikan kepada mata yang satunya. Namun, ketika digunakan menutupi kedua mata, pengguna mempersepsikan dunia nyata melalui rekaman yang ditangkap oleh kamera.

·                     See-Through Head-Mounted Display

Tidak seperti penggunaan opaque HMD, see-through HMD menyerap cahaya dari lingkungan luar, sehingga memungkinkan pengguna untuk secara langsung mengamati dunia nyata dengan mata. Selain itu, sebuah sistem cermin yang diletakaan di depan mana pengguna memantulkan cahaya dari pencitraan grafis yang dihasilkan komputer. Pencitraan yang dihasilkan merupakan gabungan optis dari pandangan atas dunia nyata dengan pencitraan grafis.

  • Penggunaan/Penerapan
Dalam persaingan bisnis yang kian ketat, kreativitas berpromosi yang  dilakukan pun makin variatif. Salah satu cara yang paling umum adalah memasang billboard raksasa di jalan-jalan yang ramai untuk menarik perhatian.
            Bahkan, kini Anda jangan kaget, jika tiba-tiba saja gambar itu loncat keluar dari layar lebar tersebut. Tapi, jangan takut. Gambar yang loncat itu tak akan “menabrak” Anda. Lantaran gambar yang tampak loncat itu merupakan citra tiga dimensi (3D).   Karena memiliki kekuatan untuk menarik perhatian, penggunaan teknologi 3D saat ini tak hanya populer dimanfaatkan sebagai papan reklame raksasa di pinggir jalan saja. Iklan 3D juga telah merambah ke peranti digital seperti komputer dan telepon seluler.
            penggunaan teknologi 3D saat ini tak hanya populer dimanfaatkan sebagai papan reklame raksasa di pinggir jalan saja. Iklan 3D juga telah merambah ke peranti digital seperti komputer dan telepon seluler. Pengadaptasian teknologi 3D ke dalam strategi pemasaran pun telah menjadi salah satu solusi yang menarik bagi para pelaku bisnis. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam strategi pemasaran adalah pemanfaatan teknologi augmented reality (AR) yang dapat ditemui dalam bentuk iklan kreatif.
Teknologi AR dapat dikatakan merupakan lanjutan perkenalan pembaca dengan QR Code, yakni barkode yang berisi tambahan data, foto, dan video, melalui komputer dan telepon seluler. AR sendiri merupakan penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan sesungguhnya, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar-benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif.
            Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, AR juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. Menambah sebuah lapisan gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja nyata dari pandangan pengguna.
            Tentu saja dalam mengaplikasikannya dibutuhkan sebuah perangkat. Terdapat dua tipe utama perangkat head-mounted display (HMD) yang digunakan dalam aplikasi AR, yaitu opaque HMD dan see-through HMD. Keduanya digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan dan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Dalam opaque HMD, ketika digunakan di atas satu mata, pengguna harus mengintegrasikan pandangan dunia nyata yang diamati melalui mata yang tidak tertutup dengan pencitraan grafis yang diproyeksikan kepada mata yang satunya. Namun, ketika digunakan menutupi kedua mata, pengguna mempersepsikan dunia nyata melalui rekaman yang ditangkap oleh kamera. Sebuah komputer kemudian menggabungkan rekaman atas dunia nyata tersebut dengan pencitraan grafis untuk menciptakan efek AR yang didasarkan pada rekaman.
            Tidak seperti penggunaan opaque HMD, see-through HMD menyerap cahaya dari lingkungan luar, sehingga memungkinkan pengguna untuk secara langsung mengamati dunia nyata dengan mata. Selain itu, sebuah sistem cermin yang diletakkan di depan pengguna memantulkan cahaya dari pencitraan grafis yang dihasilkan komputer. Pencitraan yang dihasilkan merupakan gabungan optis dari pandangan atas dunia nyata dengan pencitraan grafis.
            Selain itu, Teknologi ini biasanya digunakan pada bidang militer, medis, komunikasi, dan manufaktur yang mempunyai risiko besar dan membutuhkan tambahan benda-benda semu yang meniru benda-benda nyata sebelum diimplementasikan. Contohnya, pada pemeriksaan sebelum operasi seperti CT Scan atau MRI yang memberikan gambaran kepada ahli bedah mengenai anatomi internal pasien. Dari gambar-gambar tersebut, kemudian pembedahan direncanakan. AR dapat diaplikasikan sehingga tim bedah dapat melihat data CT Scan atau MRI pada pasien saat pembedahan berlangsung.
  • Piranti AR

Pada umumnya Augmented Reality membutuhkan alat masukkan (input device) seperti kamera atau webcam, alat keluaran (output device) seperti monitor atau Head Mounted Display (HMD), alat pelacak (tracker) agar benda maya tambahan berupa penanda (marker) yang dihasilkan berjalan secara real-time atau mungkin interaktif walaupun benda nyata yang menjadi induknya digeser-geser, dan komputer untuk menjalankan program AR.
  • Link Referensi:
Video:






Artikel:
 




Virtual Reality (VR)
  • Definisi Virtual Reality (VR)
 
Virtual Reality (VR) atau Realitas Maya adalah teknologi yang dibuat sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi. Hal ini jelas terlihat perbedaannya dengan Augmented Reality (AR) atau Realitas Tertambah. Dalam VR seseorang akan merasa berada dalam dunia semu dan membuat panca indra pengguna merasa terlibat dalam dunia tersebut sedangkan dalam AR, pengguna benar-benar berada di dunia nyata hanya saja ada sisipan (tambahan) benda virtual secara real time. Ada tiga poin penting dalam VR. Pertama, lingkungan virtual adalah hasil grafis komputerisasi yang membutuhkan kinerja tinggi untuk menyediakan realisasi. Kedua, dunia maya harus bersifat interaktif sehingga seorang pengguna merasakan respon yang realtime dari sistem agar dapat berinteraksi dengan efektif. Poin terakhir adalah pengguna tenggelam dalam lingkunganvirtual dan memblokir seluruh pengaruh dunia ekxternal (dunia nyata) dengan pengaruh penuh dari komputer. Augmented reality terletak di dekat ujung garis dunia nyata dengan menekankan persepsi yang mendominasi dunia nyata ditambah oleh data yang dihasilkan komputer. Augmented virtualitas adalah istilah yang diciptakan oleh Stanley Milgram untuk mengidentifikasi sistem yang sebagian besar sintetis dengan beberapa citra dunia nyata ditambah gambaran tekstur pemetaan ke objek virtual. Milgram mendefinisikan taksonomi untuk menampilkan Realitas Campuran.

            The "Istilah realitas buatan ", diciptakan oleh Myron Krueger , telah digunakan sejak tahun 1970, namun, asal "virtual reality" Istilah dapat ditelusuri kembali ke dramawan Perancis, penyair, aktor, dan sutradara Antonin Artaud . Dalam buku mani The Theatre dan Double Its(1938), Artaud menggambarkan teater sebagai " la virtuelle réalité ", virtual reality di mana, dalam kata-kata Erik Davis," mengambil karakter, obyek, dan gambar pada kekuatan fantastik visioner alkimia internal drama ". Artaud mengklaim bahwa "kiasan abadi untuk bahan dan prinsip teater ditemukan di hampir semua buku alkimia harus dipahami sebagai ekspresi dari identitas yang ada antara dunia di mana karakter , gambar, dan secara umum semua yang merupakan realitas virtual dari teater berkembang, dan dunia murni fiktif dan ilusi di mana simbol-simbol alkimia yang berkembang ". 

Istilah ini juga telah digunakan dalam The Mandala Yudas , seorang 1.982 fiksi ilmiah novel karya Damien Broderick , di mana konteks penggunaan agak berbeda dari yang dijelaskan di atas. Penggunaan awal dikutip oleh Oxford English Dictionary adalah dalam sebuah artikel berjudul 1.987 " Virtual reality ", tapi artikel ini bukan tentang teknologi VR. Konsep virtual reality dipopulerkan di media massa oleh film seperti Brainstorm dan Lawnmower Man The . Penelitian VR booming tahun 1990-an didampingi oleh buku non-fiksi Virtual Reality (1991) oleh Howard Rheingold . Buku disajikan untuk mengungkap subjek, sehingga lebih mudah diakses para peneliti kurang teknis dan penggemar.

Multimedia: dari Wagner untuk Virtual Reality , diedit oleh Randall Packer dan Ken Jordan dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2001, mengeksplorasi istilah dan sejarahnya dari perspektif avant-garde. Implikasi filosofis dari konsep VR dibahas dalam buku termasuk Philip Zhai 's Get Real: Sebuah Petualangan filosofis dalam Virtual Reality (1998) dan Sensations Digital: Space, Identitas dan perwujudan dalam Virtual Reality (1999), yang ditulis oleh Ken Hillis.
  • Penggunaan/Penerapan
 
Virtual reality sering digunakan untuk menggambarkan berbagai macam aplikasi umumnya terkait dengan mendalam, sangat visual, 3D lingkungan. Pengembangan perangkat lunak CAD , grafis hardware akselerasi, kepala-mount display , sarung tangan database, dan miniaturisasi telah membantu mempopulerkan gagasan. Dalam buku The Metafisika dari Virtual Reality oleh Michael R. Heim , tujuh konsep yang berbeda dari realitas virtual diidentifikasi: simulasi, interaksi, kepalsuan, perendaman, TelePresence , perendaman seluruh tubuh , dan komunikasi jaringan. Orang sering mengidentifikasi VR dengan menampilkan kepala dipasang dan sesuai data. 

            Virtual reality ( VR ) adalah istilah yang berlaku untuk komputer simulasi lingkungan yang dapat mensimulasikan kehadiran fisik di tempat-tempat di dunia nyata, serta dalam dunia khayalan. Kebanyakan saat ini lingkungan virtual reality terutama pengalaman visual, yang ditampilkan baik pada layar komputer atau melalui khusus menampilkan stereoskopik , tetapi beberapa simulasi meliputi informasi sensorik tambahan, seperti suara melalui speaker atau headphone. 

            Beberapa, maju haptic sistem sekarang termasuk informasi taktil, umumnya dikenal sebagai umpan balik kekuatan, dalam aplikasi medis dan game. Selain itu, virtual reality meliputi lingkungan komunikasi jarak jauh yang menyediakan kehadiran virtual pengguna dengan konsep telepresence dan telexistence atau artefak maya(VA) baik melalui penggunaan perangkat input standar seperti keyboard dan mouse, atau melalui multimodal perangkat seperti kabel sarung tangan , para Polhemus, dan treadmill omnidirectional . Lingkungan simulasi dapat mirip dengan dunia nyata dalam rangka menciptakan pengalaman manusia hidup -misalnya, dalam simulasi untuk pilot atau pelatihan tempur-atau dapat berbeda secara signifikan dari kenyataan, seperti di VR game. Dalam prakteknya, saat ini sangat sulit untuk menciptakan high-fidelity maya pengalaman realitas, sebagian besar karena keterbatasan teknis pada kekuatan pemrosesan, resolusi gambar, dan bandwidth komunikasi, namun, pendukung teknologi ini berharap bahwa keterbatasan tersebut akan diatasi sebagai prosesor, pencitraan , dan data teknologi komunikasi menjadi lebih kuat dan hemat biaya dari waktu ke waktu.
 
Sebagai contoh flight simulator, pesawat dapat dikendalikan oleh user menggunakan sebuah komputer dan menjalankan navigasi penerbangan melalui keyboard. Contoh lain dari EA games The Sims, manusia diciptakan dengan komputer begitu juga rumah tempat tinggal manusia tersebut dengan menggunakan mouse dan keyboard.
  • Piranti VR

Virtual Reality biasanya membutuhkan peralatan-peralatan khusus, seperti layar komputer (screen) untuk menampilkan lingkungan, pengeras suara (speaker) untuk menerima informasi pendengaran, pelacak (tracker) untuk memonitor gerakan kepala user, sarung tangan (glove) untuk menangkap gerakan tangan dan mengirimkan informasi gerakan ke sistem, alat bantu jalan (walker) untuk memantau gerakan kaki, dll.

Elemen Virtual Reality

1. Virtual World/Dunia Virtual yaitu content dari sebuah medium yang diberikan. Dapat berupa screen play/script. Aktor yang memperagakan permainan memungkinkan kita untuk mengalami virtual world.

2. Immersion yaitu sensasi berada di dalam sebuah lingkungan. Di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :

- mental immersion : suspension of disbelief

- physical immersion : secara badan/fisik memasuki media

- mentally immersed : sensasi user berada di dalam virtual environment

3. Sensory Feddback yaitu informasi mengenai virtual world ditampilkan ke indra user. Dapat bersifat secara visual (paling umum), audio, atau sentuhan.

4. Interactivity : Virtual World merespon aksi user. Komputer membuat hal ini menjadi mungkin dan real time.
  • Link Referensi:
Video:





Artikel:





  • Nama Anggota:
  1. Adi Suwanda (18811940)
  2. Fauziatul Arifah (18811959)
  3. Musmaqiyanto (18811967)
  4. Seciolivia Purtyani (18811937)
  • Link URL:
  1. http://adisuwanda.blogspot.com/
  2. http://fauziarifah.blogspot.com/
  3. http://nyqee-myself.blogspot.com/
  4. http://sechieriver.blogspot.com/